Halo, aku Teduh, di sini aku mau ceritain sedikit kisahku memulai mimpiku dari “0 (Nol) banget” sampai aku bisa diterima di salah satu universitas terbaik di dunia (#27 in QS World University Rankings 2025), aku lahir di keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Sejak kecil, pendidikan tinggi seperti mimpi yang sulit digapai bagiku. Namun, aku selalu percaya bahwa dengan usaha keras, aku bisa mengubah hidupku dan keluargaku.

Apa Itu LPDP? Tidak Terlalu Berharap, Tapi Lebih Memilih Fokus Bekerja 💵

Tumbuh dan besar di sebuah kelurahan kecil yaitu kelurahan Dukuh di Salatiga, Jawa Tengah, yang mana di tempat tinggalku pendidikan tinggi dianggap sesuatu hal yang mewah dan sulit dicapai. Beruntungnya aku memiliki keluarga yang mendukung penuh agar bisa lulus sarjana, setelah lulus dari jurusan Sastra Inggris di Universitas Satya Wacana Christian, aku tidak langsung mengejar beasiswa S2, entah itu LPDP atau program lainnya tapi lebih memilih fokus bekerja selama empat tahun sebagai pengajar bahasa Inggris demi membantu keluargaku dan membiayai pendidikan adikku hingga ia lulus. Namun di sela-sela rutinitasku ini lah aku mulai mencari tahu tentang beasiswa LPDP meskipun belum sepenuhnya memahami prosesnya.

Aku tertarik mencoba LPDP berbekal persiapan seadanya, percobaan pertamaku mendaftar LPDP pada 2021 berujung kegagalan. Saat itu, aku memang merasa tidak cukup layak. Tapi tidak ada kata menyerah bagiku. Selama tujuh bulan berikutnya kembali mengevaluasi diri, memperbaiki strategi, dan melakukan riset mendalam terkait program LPDP dan kampus yang aku inginkan. Kemudian, pertanyaan ini muncul di benakku “Apa yang bisa aku kontribusikan untuk Indonesia Sebagai Seorang Pengajar?” dan hal ini menjadi motivasi utamaku untuk kembali mencoba LPDP setelah gagal. Segala upaya dilakukan tanpa mengenal kata menyerah, membaca lebih dari 70 jurnal, mempelajari program pemerintah terkait pendidikan, menganalisanya, melakukan riset kampus impian, dan merancang solusi konkret yang bisa diterapkan untuk pendidikan.

Mimpi Besar Memerlukan Aksi yang Lebih Besar 🎯

Aku percaya bahwa sebuah mimpi besar memerlukan aksi yang juga lebih besar. Saat itu aku tidak ada biaya untuk ikut Ecourse,kelas tutoring atau bimbingan  LPDP, tapi itu bukan sebuah alasan untuk berhenti berusaha. Aku Pelajari semuanya sendiri dari mempelajari konsep critical literacy hingga menemukan kampus yang sesuai dengan visi LPDP, aku menjalani semua proses dengan kesungguhan, berbekal keuletan dan tekad kuat aku mempersiapkan semuanya.

Hingga Akhirnya Semua Terbayarkan

Pada 2023, akhirnya aku menghadapi wawancara LPDP dengan persiapan yang sudah matang. Dalam wawancara itu, aku menjelaskan kegelisahanku terhadap sistem pendidikan Indonesia yang minim pendekatan kritis, serta visiku untuk menjadi pengajar yang mampu membawa perubahan. Atas dasar itu, aku akhirnya dinyatakan lolos LPDP dan diterima di The University of Edinburgh.

Aku Ingatkan Lagi❗ “Keterbatasan Bukanlah Halangan”

Keberhasilanku mendapatkan LPDP dan melanjutkan studi di The University of Edinburgh adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang. Kini, aku tidak hanya menyelesaikan pendidikanku, tetapi juga aktif membantu anak-anak muda dari berbagai latar belakang untuk percaya bahwa mereka pun mampu.